Minggu, 06 Maret 2011

KONSEP KEPEMIMPINAN

Apabila kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengelola dan mengorganisasikan semua sumber daya yang dimiliki untuk merealisir tujuan yang telah ditetapkan, maka kepemimpinan menjadi sebuah kemampuan yang dibutuhkan oleh semua orang, baik pada tingkat personal maupun pada tingkat organisasional.
Dari sinilah kita bias memahami mengapa agama member daktrin “Setiap kalin adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya”. Jadi kepemimpinan dengan demikian menjadi sebuah kemampuan yang diamanahkan Tuhan untuk dipelajari, dikuasai dan dikembangkan pada diri hamba-Nya dari waktu ke waktu.
Kitapun juga semakin menyadari kebutuhan kita akan kemampuan kepemimpinan apabila kita selalu menyadari doa yang selalu kita panjatkan : “…. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang yang bertaqwa…”
Dan kitapun pasti juga menyadari bahwa seperti apakah realitas prestasi kehidupan di tingkat personal maupun di tingkat organisasional sangat ditentukan oleh kebrhasilan kita dalam memimpin.
MELAHIRKAN PEMIMPIN
“Tugas besar pemimpin yang lebih penting dari segala tugas-tugasnya adalah mencetak dan melahirkan pemimpin berikutnya”
Krisis kepemimpinnan dan regenarasi terjadi pada hamper semua institusi di negeri ini. Kita seperti terus menerus disuguhhi realita dimana tidak mudah kita menemukan pemimpin berkualitas yang bias dilahirkan dari rahim berbagai institusi di negeri ini. Kalau mungkin ada biasanya terjadi pada institusi-institusi bisnis yang memang dituntut terus menerus bisa mereganerasi pemimpin bisnisnya.
Tetapi bagaimana sesungguhnya pemimpin dilahirkan? Secara ggaris besar pemimpin itu dilahirkan dari tiga hal:
Pertama: Pemimpin yang Lahir karena Bakat
Kita akan selalu melohat bahwa cirri utama pemimpin itu biasanya mereka memiliki anugrah-anugrah dasar dari Tuhan pada fisik, pikiran, perasaan dan jiwa mereka. Kualitasnya melebihi kebanyakan orang. Mereka ini tumbuh menjadi pemimpin karena secara genetis mewarisinya dari orang tua-orang tua mereka. Tetapi umumnya yang diwarisinya secara genetis adalah bentuk fisik mereka, pembawaan dasar kepribadian mereka seperti watak keras atau lembut, kepribadian tertutup atau terbuka serta kebiasaan kebiasaan berpikirnya. Akan tetapi pemimpin yang lahir karena bakat ini – dalam arti benar-benar segenap keunggulan dari oranag tuanya – biasanya hanya sedikit, yakni hanya 10 %. Angka 10% ini harus anda sadari bahwa mereka mampu menjadi pemimpin biasanya sebagian besarnya pada level formalitas.
Kedua : Pemimpin yang Lahr karena Krisis
Ketika Gunung Merapi di Jawa Tengah mengalami letussan pada beberapa waktu yang lalu maka muncullah beberapa tokoh local yang tiba-tiba menyeruak menjadi pemimpin masyarakat oleh karena mereka mampu menumbuhkan ketengan pada masyarakat yang tiba-tiba dilanda kepanikan, serta meyakinkan beberapa pihak untuk dapat menggalan bantuan kemanusiaan bagi warganya yang sedang ditimpa bencana.
Di medan perang misalnya lagi. Banyak orang yang kemudian menjadi pemimpin perlawanan atau perjuangan karena memang merekalah yang terpanggil untuk mengkonsolidasikan perlawanan dan perjuangan. Jadi keadaanlah yang memaksa mereka untuk mengambil inisiatif kepemimpinan. Prosentase keberadaannya hanya berjumlah 5 %.
Ketiga: Pemimpin yang Lahir karena Dipersiapkan
Jumlahnya mencapai 85 %. Oleh karenanya kita mengerti kenapa dalam doa kita, kita melantunkan doa suci berikut :
“ ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan hidup dan keturunan yang menyejukkan pandangan mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa”.
Dan oleh karenya pula kita semakin mengerti bahwa pemimpin lahir karena memang dipersiapkan saat Nabi berkata : Tuhanku telah mendidikku dan melakukannya dengan cara terbaik kepada diriku”.
Kita juga akhirnya menyadari bahwa menjadi pemimpin adalah sebuah amanah seperti yang juga pernah dikatakan oleh Nabi ; “ Setiap kalin adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”.
Memang kalau kita melihat ke sejumlah institusi pendidikan, ekonomi bisnis, social budaya serta politik, biasanya pemimpin yang bermutu lahir karena mereka dipersiapkan dengan matang mulai dari ditetapkan kreterianya, dicari dan ditemukan orangnya sampai kemudian mereka ditumbuh kembangkan melalui berbagai sarana dan pengalaman belajar aktif, lalu mereka mulai diberi kesempatan untuk memimpin.
Pemimpin yang lahir dengan cara seperti ini memang presentase keberadaanya mencapai angka 85 %. Hanya saja memang belum tentu seluruhnya mempunyai kualitas dan level kepemimpinan yang tinggi. Sebab harus dilihat bagaimana proses penyiapannya dan dalam lingkungan pertumbuhan seperti apa dia dipersiapkan.
Sehingga di sinilah kemudian penting menyadari kaidah social : “seperti apakah keadaan kalian, seperti itulah pemimpin yang akan terpilih memimpin kalian”. Jadi sekarang kita punya tugas melahirkan pemimpin berkualitas.

Dari buku : “Pimpin dan Majulah” oleh : Ahmad Arqom, Tustco, Surabaya, Nopember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar